Pendidikan Kimia 1B 2014

Pendidikan Kimia 1B 2014

Selasa, 23 September 2014

PEDOMAN PENYIMPANAN ZAT KIMIA DI LABORATORIUM UNTUK KESEHATAN DAN KEAMANAN


         Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Aman dari setiap kemungkinan kecelakaan fatal dari sakit maupun kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan keceakaan dan keracunan. Apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri, maka keadaan aman dalam laboratorium pasti akan tercipta. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat bagi para pengguna maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Kemudian disiplin setiap individu terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Semua ini tergantung pada faktor manusianya, yang merupakan sumber terbesar terjadinya kecelakaan di laboratorium.

         Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paing besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang terjadi adalah kita belum terbiasa memperhatikan keamanan kerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk meindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri maupun untuk ingkungan dan menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran, siswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya.
       Bahan kimia merupakan materi belajar yang harus ada dalam laboratorium, pada dasarnya semua bahan kimia itu beracun, namun dengan pengeolaan dan penyimpanan bahan kimia yang tepat dan benar, maka tingkat bahaya sebagai beracun dapat dikurangi dan ditanggulangi. Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara penanganannya, yaitu cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanannya. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan bahan praktikum kimia, cara penyimpanan agar kerusakan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.
PENYIMPANAN ZAT-ZAT/BAHAN-BAHAN KIMIA
        Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup tinggi. oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
             Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia diantaranya: wujud zat, konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan kemudahan zat tersebut menguap.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Semua bahan harus diberi label secara jeas, dan untuk larutan harus dicantumkan tanggal pembuatannya.
             Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat tersebut (padat, cair dan gas), sifat-sifat zat (Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah terbakar, racun dll), seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan.
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1.    Bahan yang dapat bereaksi dengan plastic sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
2.    Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.
3.     Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol                 gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
4.    Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam          botol berwarna bening.
5.    Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
6.    Bahan disimpan dalam botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.
7.    Sebaiknya bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan bahan kimia       dari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botol         kecil, jangan dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan         dalam botol induk.
         Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang baika dalah di ruangan khusus, tidak bercampur dengan tempat kegiatan praktikum berjalan. Kelembaban ruangan harus benar-benar diperhatikan untuk mencegah agar bahan tidak mudah rusak. Umumnya bahan kimia disimpan berdasarkan kelompoknya seperti rak atau lemari tempat menyimpan bahan padat, bahan cair, dan bahan berbahaya. Untuk bahan padat yang tidak mudah meledak atau terbakar dapat diletakkan dalam lemari tertutup, sedangkan untuk bahan yang mudah terbakar atau meledak diletakkan dalam rak terbuka yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Tujuannya agar bila terjadi ketidakberesan mudah untuk diketahui. Tmpat penyimpanan bahan cair seperti asam, kloroform sebaiknya di simpan di lemari asam, sedangkan untuk bahan yang tidak berbahaya dapat disimpan dalam lemari tersendiri. Tujuannya bila terjadi kebocoran maka gas dapat langsung keluar melalui cerobong asap dari lemari asam, jadi tidak menyebar. Untuk lebih jelas berikut akan dibahas syarat-syarat dalam penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.
Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.
1.    Bahan mudah terbakar
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika terkena udara, terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) akan terbakar sendiri jika terkena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:
a.    Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfide (CS2), eter                      (C2H5OC2H5), benzena (C5H6), aseton (CH3COCH3).
b.    Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH),             methanol (CH3OH).
c.    Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu),         terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan:
·    Temperatur dingin dan berventilasi,
·    Tersedia alat pemadam kebakaran,
·    Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok.

2.    Bahan mudah meledak
         Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. 

Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
a.    Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan          hidrokarbon
b.    Karena ada gas-gas
c.    Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat                  menimbulkan ledakan dahsyat
d.    Karena adanya pelarut mudah terbakar.
e.    Karena ada peroksida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari panas dan api
Ø    Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan adalah:
·    Ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
·    Peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
·    Klorat dengan asam sulfat
·    Natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
·    Asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
·    Kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
·    Nitrat dengan eter
·    Halogen dengan amoniak
·    Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat
·    Merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

3.    Bahan beracun
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan “toxic (F)” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauh dari bahaya kebakaran
Ø    Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
Ø    Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
Ø    Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan

4.    Bahan korosif
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan hidup. Contoh asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Wadah tertutup dan beretiket
Ø    Dipisahkan dari zat-zat beracun

5.    Bahan Oksidator
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ”oxidizing (O)“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah dapat menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida. Contoh: Chlorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu).
Syarat penyimpanan:
Ø    Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
Ø    Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6.    Bahan reaktif terhadap air
Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
Ø    Jauh dari sumber nyala api atau panas
Ø    Bangunan kedap air
Ø    Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7.    Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
Ø    Ruangan dingin dan berventilasi
Ø    Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
Ø    Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
Ø    Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8.    Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
Ø    Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
Ø    Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
Ø    Jauh dari api dan panas
Ø    Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

1 komentar:

  1. El Yucateco Hotels & Casinos - MapYRO
    Find your ideal spot for 영주 출장안마 Mexican-inspired 군산 출장안마 dining at 거제 출장안마 El Yucateco. Choose from more than 150 deluxe accommodations, a 부산광역 출장마사지 popular leisure destination and a relaxing 창원 출장샵

    BalasHapus